Sabtu, 10 Februari 2018

Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalan


Kota  yg sedang bergeser  menjadi kota yang besar dan sibuk tentunya  positif, karena menggerakkan  roda perekonomian kota tersebut . Tapi pula banyak persoalan yang harus
ditangani akibat dari perkembangan tersebut.salah satunya tentang macet.dan waktu tempuh yang lama dari saat ke saat. Dan bagi para pelaku ekonomi masalah macet ini sangatlah merugikan baik imaterial maupun material hingga kerugian bisa mencapai milayran rupiah.
Masalah kemacetan ini secara khusus dikarenakan terjadi permasalahan pada “ Supply-Demand” transportasi yang mencakup : Pertambahan peduduk suatu kota , Pertambahan Kendaraan , dsb..
Pembangunan  jalan baru perlu di lakukan untuk mengatasi hal diatas,Pembuatn jalan toll , dsb..
Maka sebelum itu perlu dilakukan kajian tentang kelayakan terutama kelayakan ekonomi apakah project ini benefit atau tidak dari pembuatan jalan tsb setidaknya mengurangi kerugian akibat keterlambatan waktu, hingga yg lainnya seperti peningkatan ekonomi warga di lokasi pembuatan jalan baru tersebut..
Kelayakan investasi terutama financial ( benefit cost ratio) di bidang jalan di perlukan analisis berdasarkan data yg ada.
1.        
    1.Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
Yaitu total biaya yang dikeluarkan  oleh pemakai dana menggunakan moda tertentu dari zona asal-tujuan
Bias lihat tentang bok disini…

2.  Analisis Lalulintas
a.       Volume Lalulintas
Jumlah kendaraan yang melalui suatu titik pada suatu jalur gerak atau jalan raya per satuan waktu
q = n/t
q=volume LL ( SMP/Jam)
n= jumlah kendaraan yg melewati titik pd jlan tsb dlm interval waktu
t= waktu ( jam)
volume lalulintas pada suatu jalan tidaklah tetap melainkan bervariasi tergantung waktu, komposisi LL,jumlah dan lebar jalur
b.      Kapasitas Jalan
Jumlah Kendaraan Maximum yg memiliki kemampuan yang cukup untuk melewati ruas jalan tersebut ( dlm 1 maupun 2 arah)dalam periode waktu tertentu
Rumus Kapasitas Jalan
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
Dimana :
C = Kapasitas sesungguhnya (smp/jam).
Co = Kapasitas dasar (ideal)
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCsp = Faktor penyesuaian pemisaharah
FCsf = Faktor penyesuaian hambatansamping
FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota

c.       Kecepatan Arus Bebas

Kecepatan arus bebas (FV) dapat didefinisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lainnya dijalan:



FV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVCS
Dimana:
FV = kecepatan arus bebas sesungguhnya
(km/jam).
FVo = kecepatan arus bebas dasar kendaraan
ringan (km/jam).
FVw = penyesuaian lebar jalur lalu lintas
efektif (km/jam).
FFVSF = faktor penyesuaian kondisi hambatan
samping.
FFVRC = faktor penyesuaian untuk ukuran kota.

d.      Derajat Kejenuhan (DS)

Derajat kejenuhan (DS) adalah rasio arus terhadap kapasitas dan digunakan
sebagai faktor utama penentuan tingkat kinerja jalan berdasarkan tundaan dan segmen jalan. Persamaan derajat kejenuhan adalah:
DS= Q/C
Dimana :
DS = Derajat kejenuhan
Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas ruas jalan (smp/jam)

e.      Kecepatan Tempuh

Kecepatan tempuh didefinisikan dalam manual ini sebagai perbandingan antara panjangjalan dengan waktu tempuh, yang dirumuskan sebagai berikut:

V=L/TT

Dimana:
V = Kecepatan rata-rata (km/jam)
L = Panjang segmen (km)
TT = Waktu tempuh rata-ratasepanjang segmen
(jam)


f.        Tingkat Pelayanan Jalan

Uuran Kualitas perjalanan yg dalam arti luas menggambarkan kondisi LL yang mungkin timbul pada suatu jalan akibat dari volume lalu lintas


RASIO VOLUME / KAPASITAS
q/c >= 1 Terjadi Penurunan kualitas pelayanan
















g.       Volume Jam Perencanaan
VJP = K x LHR
Dimana:
VJP = volume jam perencanaan
K = faktor volume lalu lintas pada jam sibuk
(% terhadap LHRT)
LHR = lalu lintas
3               Analisis Wilayah Dan Tataguna LAhan
4.                      Analisa Ekonomi
-          (B/C-R)
-          NPV
-          IRR
Analisis ekonomi NPV/IRR..Dapat lihat disini

 Curah hujan rata2 dari suatu DPS di hitung dari jumlah hasil perkalian tebal hujan dengan luas