Jumat, 11 Desember 2020

Hujan Kawasan

 Stasiun penakar hujan memberikan info kedalaman hujan di titik mana stasiun tersebut berada, sehingga hujan pada suatu luasan harus

diperkirakan dari titik pengukuran tersebut. Apabila pada suatu daerah terdapat lebih dari satu stasiun pengukur yang ditempatkan secara terpencar, hujan yang tercatat di masing-masing stasiun tidak sama. 

Dalam analisis hidrologi sering diperlukan untuk menentukan hujan rerata 

pada daerah tersebut, yang dapat dilakukan dengan tiga metode berikut yaitu: 

1. Metode Rerata Aritmatik (Aljabar). 

 


Gambar Pengukuran Tinggi Curah Hujan Metode Aljabar 










Metode ini adalah yang paling sederhana untuk menghitung hujan rerata pada suatu daerah. Pengukuran yang dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu Yang bersamaan dijumlahkan dan kemudian dibagi dengan jumlah stasiun. Stasiun  

hujan yang digunakan dalam hitungan biasanya adalah yang berada di dalam DAS, tetapi stasiun di luar DAS yang masih berdekatan juga masih bisa  

diperhitungkan.

Metode rerata aljabar memberikan hasil yang baik apabila :

- Stasiun tersebar secara merata di DAS.

- Distribusi hujan relative merata pada seluruh DAS.

Hujan rerata pada seluruh DAS diberikan oleh bentuk berikut :



Dengan:

P = hujan rerata kawasan

P1, p2,…,pn = hujan pada stasiun 1,2,3,…,n

n = jumlah stasiun

Di samping metode Aljabar ada juga metode lain yaitu Metode Thiessen dan Isohiet 









 Curah hujan rata2 dari suatu DPS di hitung dari jumlah hasil perkalian tebal hujan dengan luas